π Review Buku Jangan Pulang Jika Kamu Perempuan – Cerita yang Nggak Cuma Ditulis, Tapi Juga Dirasakan
Nah, Jangan Pulang Jika Kamu Perempuan ini persis kayak gitu.
Buku ini ditulis oleh Putri Asli Masbagik Lombok Timur, Riyana Rizki, diterbitkan oleh Buku Mojok di tahun 2021. Isinya? Kumpulan 12 cerita pendek yang pendek-pendek tapi dalem banget. Tema besarnya tentang perempuan, luka, dan keberanian melawan hal-hal yang dianggap “wajar” padahal nyakitin.
Cerita yang Dekat dan Nyelekit
Judulnya aja udah bikin kita berhenti sejenak: Jangan Pulang Jika Kamu Perempuan. Kayak ada ancaman, tapi juga ada semacam peringatan. Dan ternyata, cerita yang jadi judul buku ini memang relate banget sama realita yang banyak perempuan alami—khususnya di budaya kita.
Salah satu tokohnya, Sulin, adalah perempuan Sasak yang menolak pulang ke kampung halamannya karena nggak mau dijodohkan sama lelaki pilihan orang tua. Bukan karena dia keras kepala, tapi karena dia tahu: pulang kali ini berarti mengorbankan dirinya sendiri.
Dan bukan cuma Sulin. Cerita-cerita lain di buku ini juga menghadirkan tokoh perempuan dengan pergulatan yang berbeda-beda. Ada yang diam, ada yang pasrah, ada yang melawan. Tapi semuanya sama-sama kuat dengan cara mereka masing-masing.
Dongeng yang Dibalik dan Diteriakkan
Yang menarik, banyak cerita di buku ini yang terinspirasi dari dongeng dan cerita rakyat—tapi dibalik sudut pandangnya. Kalau biasanya dongeng berakhir dengan "putri yang bahagia bersama pangeran", di sini kita justru diajak melihat apa yang terjadi kalau si putri nggak mau dinikahkan, atau nggak bahagia di istana.
Riyana Rizki menulis dengan gaya yang puitis tapi nggak berat. Kadang sarkastik, kadang lembut. Tapi selalu menyentuh. Kamu bisa nemu kalimat-kalimat yang kayaknya sederhana, tapi makjleb banget di hati.
Gaya Penulisan yang Tenang Tapi Menyentuh
Ini bukan buku yang banyak dialog atau penuh plot twist dramatis. Tapi justru di situ keistimewaannya. Setiap cerita kayak punya suara sendiri. Ada yang lirih, ada yang berbisik marah, ada juga yang diam tapi menyayat.
Buat kamu yang suka cerita pendek yang bikin mikir dan ngerasa, ini buku yang pas banget. Setiap cerita cuma beberapa halaman, tapi setelah baca satu, rasanya perlu jeda dulu. Bukan karena berat, tapi karena efeknya dalem banget.
Apa yang Bikin Buku Ini Istimewa?
-
Ceritanya dekat dengan kehidupan banyak perempuan. Bisa jadi kamu pernah mengalaminya, atau mengenal seseorang yang pernah ada di posisi itu.
-
Ada muatan budaya lokal yang kuat. Kita diajak mengenal dunia perempuan dari berbagai sudut Indonesia, nggak cuma dari kota besar.
-
Bukunya pendek, tapi padat makna. Bisa dibaca sekali duduk, tapi mikirnya bisa seminggu. π
-
Ditulis dengan bahasa yang indah, tapi tetap bisa dimengerti.
Mungkin Bukan untuk Semua Orang...
Kalau kamu lebih suka cerita yang to the point, penuh aksi, atau plot yang cepat, mungkin beberapa cerita di buku ini terasa lambat atau “nggak ngapa-ngapain.” Tapi buat kamu yang suka cerita yang mengajak refleksi, yang lebih banyak bermain di rasa dan makna… kamu bakal suka banget.
Kesimpulannya?
⭐ RATING: 5/5
π Cocok banget buat kamu yang:
-
Lagi cari bacaan pendek tapi ngena
-
Suka cerita perempuan dan perspektif baru
-
Butuh healing dari luka sosial yang nggak kelihatan
-
Lagi belajar memahami makna “pulang” dalam hidup
Kalau kamu sudah baca buku ini juga, share ya cerita mana yang paling nyentuh buat kamu. Dan kalau kamu belum baca... percaya deh, ini salah satu bacaan terbaik buat menemani kamu memahami banyak hal—termasuk diri sendiri. π
Komentar
Posting Komentar