Review Buku SELARAS : Seni Berdamai dengan Diri yang Tidak Selalu Baik-Baik Saja

Kita sering sibuk membenahi dunia, menyenangkan banyak orang, mengejar target hidup yang tidak ada habisnya. Tapi jarang sekali duduk tenang dan bertanya:

“Aku masih selaras dengan diriku sendiri, atau hanya sedang bertahan?”

Buku SELARAS datang seperti jeda yang kita butuhkan—pelan, sunyi, tapi menguatkan.

***

SELARAS adalah buku tentang hidup yang dijalani dengan kesadaran. Bukan tentang menjadi sempurna, bukan pula tentang menjadi “lebih dari orang lain”. Buku ini mengajak pembaca kembali ke keseimbangan paling dasar : hubungan yang jujur dengan tubuh, pikiran, perasaan, dan pilihan hidup. Ditulis dengan bahasa yang lembut dan penuh empati, SELARAS terasa seperti pegangan tangan di saat kita sedang lelah melawan hidup. Tidak memaksa perubahan besar, hanya mengajak berdamai dan pelan-pelan menyelaraskan diri.

Buku ini lahir dari perjalanan panjang Reza Gunawan. Dari proses hidup, penyembuhan, sakit, sembuh, jatuh, bangkit, hingga memahami tubuh sebagai teman—bukan musuh. Dee Lestari, sebagai pasangan hidupnya, hadir bukan hanya sebagai penulis, tapi sebagai saksi perjalanan itu: dari sisi cinta, kesabaran, penerimaan, dan kesadaran kemudian tulisan-tulisan Dee di buku ini menjadi jembatan yang indah yang menyambungkan tulisan – tulisan Reza Gunawan hingga menjadi padu, utuh dan selaras.

SELARAS bukan buku yang lahir dari teori semata, tapi dari pengalaman hidup yang nyata, rapuh, dan jujur. Itulah sebabnya getaran buku ini terasa sangat manusiawi—karena ia ditulis dari luka, dari proses, dan dari harapan yang tidak palsu.

Tentang Pribadi Reza Gunawan & Dee Lestari

Reza Gunawan dikenal sebagai pakar penyembuhan holistik. Ia memadukan pendekatan medis, energi, emosi, dan spiritualitas dalam proses kesehatan. Perjalanannya hidupnya dalam membantu orang lain untuk sembuh secara holistik membuatnya memahami satu hal penting: kesembuhan bukan hanya soal tubuh, tapi juga soal kesadaran hidup. Berdasarkan cerita Dee Lestari, Reza Gunawan tadinya tidak mau menulis. Alasannya sudah banyak buku yang membahas hal yang sama, namun Dee Lestari bilang bahwa orang-orang butuh tahu dari poin of view seorang Reza Gunawan dan itu penting. Akhirnya hingga Reza Gunawan berpulang, tak jua ia menerbitkan buku. Maka setelah tiga tahun kepergiannya Dee Lestari merangkai semua pemikiran, tulisan, catatan dan cerita tentang Reza Gunawan dalam buku Selaras ini.

Dee Lestari, penulis besar Indonesia yang karyanya selalu menyentuh kedalaman batin manusia. Dalam buku ini, Dee tidak tampil sebagai “novelis”, melainkan sebagai manusia yang mendampingi, mencintai, dan belajar bersama. Tulisan Dee memberi warna empatik yang kuat—hangat, jujur, dan membumi.Pertemuan dua pribadi ini melahirkan buku yang bukan hanya informatif, tapi juga menenangkan.

Poin-Poin Penting Dalam Buku Selaras

  • Buku ini tidak menjanjikan hidup tanpa masalah, tapi hidup yang lebih sadar. SELARAS tidak mengiming-imingi kebahagiaan instan. Ia justru mengajak kita menerima bahwa masalah akan selalu ada, namun cara kita menyikapinya bisa lebih jernih dan penuh kesadaran.
  • Menghubungkan tubuh, emosi, dan pikiran sebagai satu kesatuan. Banyak buku membahas mental saja atau fisik saja. SELARAS menyatukan semuanya. Kita diajak memahami bahwa sakit fisik bisa berakar dari luka batin, dan kegelisahan batin bisa memengaruhi tubuh. 
  • Berangkat dari pengalaman nyata, bukan sekadar teori. Inilah yang membuat buku ini terasa “hidup”. Tidak terasa menggurui, karena yang dibagikan adalah proses jatuh-bangun yang benar-benar dialami. 
  • Bahasanya sederhana, tapi maknanya dalam. Tidak perlu latar belakang spiritual atau kesehatan tertentu untuk memahami buku ini. Semua ditulis dengan bahasa yang ramah, seperti ngobrol pelan dengan sahabat yang tulus. 
  • Relevan untuk siapa pun yang sedang lelah menjalani hidup. Entah kamu sedang sakit, patah, kehilangan, burnout, atau hanya merasa kosong—buku ini seperti ruang aman untuk bernapas.

Kalau akhir-akhir ini kamu merasa hidup terasa berat tanpa tahu kenapa, mungkin bukan duniamu yang perlu dibenahi—tapi hubunganmu dengan dirimu sendiri yang perlu diselaraskan. Baca SELARAS. Bukan untuk menjadi sempurna, tapi untuk kembali pulang sebagai manusia yang lebih utuh.

Kalau kamu sudah membacanya, bagian mana yang paling membuatmu berhenti sejenak dan berpikir? Yuk, kita ngobrol.

Komentar