Review Agak Laen (2025) : Menyala Pantiku! – Tawa Pecah, Drama Kena

Sinopsis 

Empat sahabat—Boris, Jegel, Oki, dan Bene—kembali dengan petualangan baru yang jauh dari apa yang pernah mereka alami sebelumnya. Kali ini, mereka terjebak dalam sebuah kasus yang tidak sengaja menyeret mereka ke dalam panti jompo yang penuh cerita, kelucuan, dan rahasia.

Awalnya mereka hanya ingin membantu mencari seorang buronan pembunuhan yang kabur dan diduga bersembunyi di sekitar panti jompo. Tapi seperti biasa, niat baik mereka malah berujung pada kekacauan yang makin lama makin kocak. Dari salah paham dengan para lansia, kejadian absurd, sampai aksi investigasi asal-asalan yang bikin geleng kepala—semuanya terjadi beruntun tanpa jeda.

Di balik kekonyolan itu, mereka justru menemukan hal yang tidak mereka sangka: kehidupan para penghuni panti jompo yang sepi, rindu keluarga, dan menyimpan cerita-cerita yang bikin hati ikut hangat… sekaligus sedih.

***

Meskipun kata sutradaranya film ini akan jauh lebih lucu dari film pertama saya tetap saja masuk ke bioskop tanpa ekspektasi berlebihan. Yang penting pengen ketawa aja. Tapi ternyata yang saya dapat bukan cuma tawa paling nikmat tapi juga rasa haru karena bumbu dramanya juga gak main-main. Deep! 

Jadi, disclaimer dulu ya kalau Film ini bukan lanjutan langsung dari Agak Laen yang pertama. Jadi tenang saja, kalau belum nonton yang dulu pun tetap bisa mengikuti ceritanya tanpa bingung. Ceritanya baru, konfliknya baru, tapi “rasa” Agak Laen-nya masih utuh.

Yang paling menarik, setting-nya di panti jompo. Jarang banget film komedi pakai latar seperti ini. Dan anehnya, justru di tempat yang identik dengan sunyi dan sepi itu, film ini menghadirkan komedi yang paling pecah banget asliiii. Ketawanya bukan senyum-senyum tipis lagi, tapi ngakak sampai berair mata. Lupa kapan terakhir kali ketawa senikmat itu di bioskop.

Humornya hidup. Datang dari dialog, dari situasi, dari tingkah karakter para lansia juga. Bukan humor yang terasa dipaksakan atau kasar, tapi ringan, dekat, dan terasa relate banget karena kayak dikehidupan sehari-hari aja gitu. 

Tapi film ini tidak berisi tertawa saja. Ada unsur misteri tentang buronan pembunuhan yang membuat alurnya tetap tegang dan bikin penasaran. Jadi kita tidak cuma duduk menikmati lelucon, tapi juga diajak berpikir dan menebak-nebak.

Dan saat dramanya datang… jujur, itu kena sekali. Cerita tentang kesepian di usia tua, tentang rindu yang tak terucap, tentang orang-orang yang perlahan dilupakan. Saya tidak mau bocorkan banyak dulu hehehe, tapi beberapa adegannya benar-benar membuat dada terasa sesak. Dramanya tidak main-main, dan sangat menyentuh.

Secara tampilan dan produksi, film ini terasa lebih “besar” dari yang pertama. Pemain pendukungnya banyak, karakternya hidup, dan ceritanya mengalir tanpa terasa membosankan.

Jadi menurut saya Agak Laen: Menyala Pantiku! bukan cuma film buat ketawa-ketawa. Ini film yang membuat kita tertawa sampai puas, sekaligus tersentuh. Aslui Tawaydan haru datang silih berganti, dan keduanya terasa sama jujurnya. Puassss ketawa, puaas juga terharu nya. 

Keluar dari bioskop aja, rasanya masih mau ngakak… tapi juga ada kebawa perenungan tentang hidup, usia, dan bagaimana kita memperlakukan orang-orang tua di sekitar kita.

Intinya secara garis besar film ini lebih komplit dari film pertama. Humor nya masih tetap juara dan drama nya juara juga! 

Komentar